Menggali Pesan Moral dari Film “How to Make Millions Before Grandma Dies”
Film Thailand “How to Make Millions Before Grandma Dies” bukan hanya sebuah karya seni yang menghibur, tetapi juga sebuah sumber inspirasi yang kaya akan nilai-nilai moral. Disutradarai oleh Pat Boonnitipat dan dibintangi oleh Putthipong Assaratanakul sebagai M serta Usha Seamkhum sebagai Amah, film ini mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan keluarga, cinta, dan pengorbanan.
Kepedulian dan Perhatian
Salah satu pesan moral yang paling menonjol adalah pentingnya kepedulian dan perhatian dalam hubungan keluarga. M, yang awalnya hanya terobsesi dengan warisan, belajar bahwa kasih sayang dan perhatian jauh lebih berharga daripada harta benda.
Pengorbanan
Film ini juga menyoroti pengorbanan sebagai nilai utama dalam keluarga. Amah, meskipun sakit dan sekarat, tetap berusaha untuk mewujudkan janjinya kepada M. Ini mengajarkan kita bahwa cinta sejati tidak hanya tentang menerima, tetapi juga tentang memberikan.
Baca juga artikel lain:Menggali Makna di Balik “Exhuma”: Simbolisme dan Budaya dalam Film Horor Korea
Warisan yang Sesungguhnya
“Warisan terbesar yang bisa kita tinggalkan adalah kenangan dan pengaruh positif,” film ini mengingatkan kita. Warisan Amah untuk M tidak terletak pada jumlah uang, tetapi pada kasih sayang yang telah dia curahkan sepanjang hidupnya.
Menghargai Waktu
Film ini juga menekankan pentingnya menghargai waktu bersama orang-orang terkasih. Ini adalah pengingat bagi kita untuk tidak terlalu sibuk dengan kehidupan sehari-hari dan melupakan betapa berharganya waktu yang dihabiskan bersama keluarga.
Pentingnya Memaafkan
Pesan moral lain yang disampaikan adalah pentingnya memaafkan dan melupakan masa lalu. M belajar untuk memaafkan dan membiarkan masa lalu tetap menjadi masa lalu, sebuah langkah penting untuk pertumbuhan emosional.
Baca juga artikel lain:Resep Makanan Klasik yang Dimodifikasi untuk Lidah Modern
Adegan Menguras Air Mata
- Hubungan M dengan Amah: Fokus utama film ini adalah hubungan antara M (diperankan oleh Putthipong Assaratanakul) dan Amah (diperankan oleh Usha Seamkhum). Chemistry di antara keduanya terasa hangat dan mengundang simpati. Kita melihat bagaimana M berusaha mendapatkan warisan Amah dengan cara konyol, namun juga melalui momen-momen emosional yang membuat penonton terenyuh.
- Drama Warisan yang Dibalut dengan Komedi: Cerita tentang warisan Amah tidak dibuat terlalu dramatis seperti dalam sinetron. Proses M berusaha mendapatkan warisan dibalut dengan komedi, karena sosok M selalu memiliki cara konyol untuk memikat hati Amah. Namun, di sisi lain, penceritaan film ini juga berhasil menyentuh perasaan penonton dengan momen-momen yang emosional.
- Adegan Tamu Pembeli Rumah: Salah satu adegan yang menggugah adalah saat ada tamu datang ke rumah Amah yang ternyata adalah calon pembeli rumah tersebut. Ketika Amah menanyakan siapa penjualnya, terungkaplah bahwa M-lah yang menjualnya. Amah yang terkejut langsung menyuruh calon pembeli itu pulang.
- Sisi Rapuh dari Karakter Amah: Film ini secara tidak langsung menyoroti sisi rapuh dari karakter Amah. Kita melihat bagaimana Amah berusaha bertahan dari penyakitnya, merasa kesepian, menjalani rutinitas sendiri, dan tidak memiliki tempat untuk bersandar mencurahkan isi hati dan pikiran.
Keseluruhan, “How to Make Millions Before Grandma Dies” berhasil menciptakan keseimbangan antara momen berat dan ringan, sehingga penonton dapat menikmati setiap momen tanpa merasa terbebani.
Kesimpulannya, film “How to Make Millions Before Grandma Dies” adalah sebuah karya yang mengajarkan kita tentang nilai-nilai kehidupan yang sering terlupakan. Melalui kisah M dan Amah, kita diajak untuk merenungkan dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita. Film ini bukan hanya tentang warisan materi, tetapi tentang warisan emosional yang akan bertahan selamanya dalam ingatan kita.
