Mewujudkan Kesetaraan Gender di Indonesia
Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia, tengah mengukir sejarah panjang dalam perjuangan mencapai kesetaraan gender yang mutlak. Meski terdapat kemajuan yang nyata dalam beberapa dekade terakhir, masih ada ketidaksetaraan yang terus menerus dan kuat yang merasuki berbagai aspek kehidupan di Indonesia, termasuk dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
1. Budaya Patriarki yang Kokoh: Rintangan Utama dalam Mencapai Kesetaraan Gender
Budaya patriarki yang telah tertanam kuat dan mendalam dalam struktur masyarakat menjadi rintangan utama dan sangat signifikan dalam mencapai kesetaraan gender di Indonesia. Secara kultural, laki-laki menduduki posisi yang lebih tinggi dan dominan, sementara perempuan berada dalam posisi lebih rendah dan sering terpinggirkan, yang pada akhirnya membatasi akses dan peluang mereka dalam berbagai bidang.
Misalnya, stereotip gender yang menempatkan perempuan sebagai pengasuh rumah tangga dan laki-laki sebagai penanggungjawab ekonomi keluarga masih sangat berlaku dan diterima di berbagai wilayah di Indonesia. Stereotip ini menciptakan diskriminasi dalam dunia kerja, di mana perempuan sering mendapatkan gaji yang lebih rendah, memiliki peluang promosi yang lebih terbatas, dan dibebani dengan tanggung jawab ganda, yaitu pekerjaan rumah dan pengasuhan anak.
Baca juga artikel lain:Peningkatan Literasi Finansial bagi Pelajar Indonesia
2. Keterbatasan Akses Pendidikan dan Pelatihan untuk Perempuan
Perempuan di Indonesia masih menghadapi keterbatasan yang signifikan dalam akses pendidikan dan pelatihan dibandingkan laki-laki. Keterbatasan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kemiskinan, tradisi pernikahan dini, dan norma sosial yang membatasi mobilitas perempuan.
Dampak dari keterbatasan akses pendidikan ini sangat luas dan mendalam. Salah satunya adalah perempuan memiliki peluang yang lebih kecil untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan potensi pendapatan mereka menjadi terbatas. Ini juga mempengaruhi peluang mereka untuk berpartisipasi secara aktif dan efektif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
3. Kekerasan terhadap Perempuan: Masalah yang Masih Menjadi Sorotan
Kekerasan terhadap perempuan masih menjadi masalah serius dan mendesak di Indonesia. Data dari Komnas Perempuan menunjukkan bahwa 1 dari 3 perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual.
Kekerasan ini bisa terjadi di berbagai ruang, mulai dari rumah tangga, tempat kerja, hingga ruang publik. Kekerasan terhadap perempuan tidak hanya berdampak pada fisik dan mental mereka, tetapi juga dapat menghambat akses perempuan terhadap pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi publik.
